Tunda Krisis Energi, Lalu Kembangkan Potensi Sumber Daya Terbarukan
Tunda Krisis Energi, Lalu Kembangkan Potensi
Sumber Daya Terbarukan
Oleh :
Arina Zaida Ilma
Kebutuhan
energi sedang menjadi perhatian dunia. Energi merupakan kebutuhan dasar manusia
di abad 21 ini sebagai prasyarat untuk melakukan perekonomian. Semakin hari,
kebutuhan energi meningkat seiring dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk di
dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peledakan jumlah
penduduk atau disebut bonus demografi. Bonus demografi berlangsung dari tahun
2010 dan akan berakhir pada tahun 2035. Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia
tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Bappenas, BPS dan UNFPA (2013), Indonesia
memasuki era bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2028-2030. Demikian
masih ada kesempatan bagi generasi muda, terutama usia produktif (15-64 tahun)
untuk memanfaatkan era tersebut secara optimal. Generasi muda harus memiliki
dan memperkuat karakter serta keterampilan yang dilengkapi inovasi yang baik.
Krisis
energi menjadi permasalahan besar di berbagai negara di dunia, salah satunya
adalah Indonesia. Menurut DR.Ir. Kardaya Warnika, DEA-Ketua Komisi VII DPR RI-
dewasa ini, 95% dari kebutuhan energi Indonesia masih berasal dari energi tak terbarukan
yaitu energi fosil (minyak, gas bumi dan batubara), dan baru 5% berasal dari
energi baru/terbarukan (panas bumi, tenaga air, biomasa, tenaga surya).
Padahal, fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, sehingga
sewaktu-waktu bahan bakar fosil tersebut akan habis. Konsumsi energi Indonesia
dewasa ini sekitar 1,1 miliar SBM (Setara Barel Minyak) pertahun atau sekitar 3
juta SBM perhari, naik rata-rata 7% pertahun.
Indonesia
diperkirakan akan menjadi defisit energi mulai tahun 2019. Menjadi defisit
energi sangat dihindari oleh semua negara karena akan bergantung kepada negara
lain. Maka, diperlukan upaya untuk menunda menjadi defisit energi dan
diperlukan terobosan yang tepat untuk mengatasi krisis energi (Warnika, 2014).
Demikian menjadi tantangan bagi generasi muda.
Oleh
karena itu, penulis tergerak hatinya untuk turut menyalurkan ide-ide sebagai
sumbangsih terhadap negara Indonesia, terutama mengatasi permasalahan energi
sehingga dapat membantu meningkatkan ketahanan energi. Ketahanan energi yang
baik akan menunjang ketahan ekonomi negara. Adapun ide-ide tersebut yaitu
menunda krisis energi, kemudian mengembangkan potensi sumber daya terbarukan.
Upaya
untuk menunda krisis energi dapat dilakukan yaitu:
1. Menggunakan energi dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Gerakan hemat energi. Gerakan ini dapat dilakukan dalam tindakan
nyata dari diri sendiri misalnya mematikan lampu ketika siang hari, mematikan
AC, televisi, kran air apabila tidak digunakan.
3. Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dapat
dilakukan seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, lebih memilih
menggunakan kendaraan umum, sepeda, atau jalan kaki.
Selagi
menunda krisis energi, maka terbuka kesempatan untuk menemukan inovasi dan
mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia untuk sumberdaya
terbarukan, diantaranya:
1. Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan. Hal
ini telah dikonfirmasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahwa luas
wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2 (KKP, 2018). Demikian
menjadi potensi dan peluang untuk dikembangkan, misalnya sebagai pembangkit
yang mengandalkan energi potensial dan kinetik air laut untuk menghasilkan
energi listrik, tetapi harus digunakan sesuai dengan kadarnya dan tetap
memperhatikan keseimbangan ekosistem laut.
2. Mengembangkan energi ramah lingkungan dan tidak menyebabkan efek
negatif. Salah satu sumber daya yang sedang dikembangkan dunia yaitu graphene, sebagai
solusi untuk memenuhi kebutuhan energi. Graphene merupakan elemen paling
melimpah di alam semesta. Bentuknya tipis dan kuat di Bumi, hanya satu atom
tebal namun lebih kuat daripada baja dalam berat yang sama. Graphene menjadi
superkapasitor yang mampu menyimpan energi dalam jumlah besar. Dalam skala kecil,
penelitian yang dilakukan oleh Diyan Unmu Dzujah, dkk (2018), charge-discharge
model superkapasitor RGO dapat digunakan dalam sistem elektrolit HCL.
Penelitian tersebut terinpirasi oleh penelitian sebelumnya menggunakan
elektrolit H2SO4. Berangkat dari sinilah, masih terbuka
peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan teknologi sebagai terobosan memenuhi
kebutuhan energi berbahan dasar graphene.
Apabila
generasi muda Indonesia memiliki tekad yang kuat dan terus mengembangkan
inovasi untuk kemajuan bangsa, maka permasalahan-permasalahan yang dialami
bangsa dan negara dapat teratasi, terutama permasalahan energi. Generasi muda
Indonesia diharapkan dapat menjadi generasi yang unggul sehingga mampu
menjadikan Indonesia sebagai Baldatun Thoyyibah wa Rabbun Ghafur yaitu
negeri yang subur, makmur, subur, asil dan aman. Amin.
REFERENSI
Dzujah, Diyan dkk. (2018). Charge-Discharge Model
Superkapasitor RGO dalam Sistem Elektrolit KCL. Jurnal Ilmu dan Inovasi
Fisika, 2(1).
Kementerian
Kelautan dan Perikanan. (2018). Indonesia Kaya Potensi Kelautan dan Perikanan. Diakses
melalui https://indonesiabaik.id/infografis/infografis-indonesia-kaya-potensi-kelautan-dan-perikanan
Warnika,
Kardaya. (2014). Beberapa Permasalahan Utama Energi di Indonesia. Diakses dari
http://www.nusantarainitiative.com
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi
Comments