Posts

Showing posts from September, 2018

Cah Angon

Cah Angon          “... Cah anggon, cah anggon, penekno blimbing kui, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dododiro ...”              Kata “Cah Angon” dikutip dari sebuah tembang Jawa berjudul Lir-Ilir. Tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga sebagai media perantara menyebarkan agama Islam. Secara arti, Cah Angon diartikan sebagai anak penggembala, tetapi dalam konteks ini merupakan anak penggembala yang menjalankan lima rukun sholat (dari kata belimbing yang memiliki lima gerigi). Namun, kali ini saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut.          Cah Angon yang akan saya bahasa kali ini yaitu suatu tempat penginapan di Karangpandan. Tepatnya di Gedangan, Salam, Karangpandan, Kabupaten Karangayar, Jawa Tengah. Pondok Cah Angon ini diatur untuk kegiatan-kegiatan eksplorasi alam. Di sekitar pondok terdapat tanaman palawija dan banyak kelinci berkeliaran. Hal itu memang telah didesain sedemikian rupa untuk memunculkan suasana menyatu dengan alam sekitar. Di

SPN 2017

SPN 2017         Tepat satu tahun lalu, saya menjadi siswa SPN 2017. Awalnya, saya pikir itu semacam sekolah untuk menjadi pengurus organisasi legislatif di kampus. Ternyata, tidak juga. SPN memang sekolah. Sekolahnya para calon pemimpin negeri, yang dibekali softskill dan hardskill . Banyak cerita di SPN. Salah satunya, saya mendapatkan keluarga baru. Ketika saya menjadi mahasiswa baru, mungkin belum banyak relasi yang saya miliki. Dengan mengikuti SPN, saya memiliki teman-teman dari berbagai program studi. Selain itu, banyak pengalaman seru yang saya dapatkan. Pengalaman yang paling saya ingat yaitu ketika kami diberikan waktu untuk diskusi. Di situlah kesempatan kami mengeluarkan ide dan bertukar pikiran. Bahkan kami juga harus menyatukan pemikiran ketika tim kami dipilih untuk mempresentasikan hasil diskusi kami. Itu luarbiasa.   SPN berlangsung selama satu bulan. Selama satu bulan itu, saya benar-benar sedang duji kesabarannya. Karena setiap akhir pekan pasti diadakan per

SPN 2018

SPN 2018 27 September 2018 adalah kumpul perdana siswa SPN (Sekolah Pembaharu Negeri) di acara Pra-Grand Opening SPN 2018. Saya diamanahi menjadi wali kelas Kelompok Ken Arok. Nama kelompok diambil dari nama para pahlawan. Kelompok saya terdiri atas 10 siswa dari berbagai program studi, baik program studi di kampus pusat maupun kampus wilayah.                 Sore itu, saya benar-benar dibingungkan oleh dua jadwal yang bersamaan. Kumpul dengan siswa atau saya memilih hadir di kelas TOEFL yang saya ikuti. Dua kegiatan tersebut memiliki pertimbangan masing-masing. Saya tidak mungkin bisa mengikuti kedua kegiatan di waktu bersamaan. Saya harus memilih salah satu. Ya, berangkat kelas TOEFL memang kewajiban saya karena saya sudah membayar lunas biaya kelas. Namun, tidak menghadiri pertemuan perdana wali kelas SPN dengan siswa pun pasti membuat para siswa merasa tidak diperhatikan. Saya pernah berada di posisi mereka tahun lalu. Ketika menjadi siswa SPN dan saat kumpul perdana, wali

Taman Begonia Lembang

Image
TAMAN BEGONIA LEMBANG   taken by other  Liburan semester genap lalu, saya dan keluarga berlibur ke Bandung. Kebetulan di sekolah tempat ayah saya mengajar mengadakan tour . Ayah saya tidak mau berlibur sebatang kara. Akhirnya kami sekeluarga diajak berlibur ke Bandung. Bandung memang terkenal dengan julukan Kota Kembang. Eksistensinya tidak diragukan lagi. Salah satu tempat wisata yang menjadi daya tarik Bandung karena taman bunganya. Destinasi pertama yang kami kunjungi di Bandung yaitu Taman Begonia. Taman Begonia terletak di Wisata Lembang, Bandung Barat. Keindahan bunga-bunga menjadi daya tariknya. Tiket masuknya cukup murah sekitar Rp10.000 rupiah per satu pengunjungnya. Taman Begonia ini buka setiap harinya mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Cukup lama untuk bisa menikmati keindahannya. Taman Begonia juga disertai spot-spot foto dengan berbagai properti yang menarik. Biasanya, banyak pengunjung yang berfoto selfie untuk diunggah ke media sosialnya, termasuk saya.

AAI (Asistensi Agama Islam) sebagai Benteng Mahasiswa UNS terhadap Isu Islamophobia

AAI (Asistensi Agama Islam) sebagai Benteng Mahasiswa UNS terhadap Isu Islamophobia Islam merupakan agama tanpa kekerasan, mencintai perdamaian, dan menentang pertikaian. Tidak mungkin agama seperti ini beraliran keras (radikal). Islam sebagai rahmatan lil alamin   (rahmat bagi semesta alam) yang justru mengharamkan terjadinya tindak terorisme. Bahkan, Islam mengajarkan untuk saling memaafkan, tidak mencela agama lain dan menghormatinya. Dalam surah  al-Anbiya’ ayat 107, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ÙˆَÙ…َاأَرْسَÙ„ْÙ†َÙƒَ Ø¥ِلاَّرَØ­ْÙ…َØ©َ Ù„ِÙ„ْعَÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ “ Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam, “ (Q.S. al-Anbiya’: 107). Saat ini, Islam berusaha dijauhkan dari para pemuda, didiskriminasi hingga muncul pemuda anti Islam. Hal tersebut menimbulkan ketakutan dan membuat phobia dan dijuluki islamophobia. Istilah islamophobia muncul pasca tragedi World Trade Center (WTC) 11 September 2001 di New York. Sejak saat itu, Islam dipand

Membumikan Budaya Literasi

MEMBUMIKAN BUDAYA LITERASI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis.  Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakat yang masih rendah. Merujuk data United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2012, indeks minat baca masyarakat Indonesia   baru mencapai 0,001%.   Menurut pemeringkatan World’s Most Literate Nations Ranked angka tersebut menduduki urutan ke-60 dari total   61 total negara di dunia. Demikian, diperlukan solusi untuk mengatasi rendahnya minat baca masyarakat melalui pembiasaan budaya literasi sejak dini dan berlangsung secara terus menerus. Melalui budaya literasi ini diharapkan dapat meningkatkan pola pikir masyarakat sehingga akan terwujudnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Budaya literasi merupakan kunci memajukan bangsa, karena membaca dan menulis adalah roh dalam dunia pendidikan (Amrullah, 2017) . Budaya litera

Hafidzah

Hafidzah -Perempuan Penghafal Al-Qur'an-             Hari kemarin mungkin menjadi kado terindah untuk Yasmin, adik kelas saya ketika di Pesantren. Yasmin memang sosok yang bisa dijadikan teladan bahkan untuk kakak-kakak kelasnya. Selisih usia kami tiga tahun, tetapi dia jauh lebih dari kami. Di usianya yang muda, sebelum masuk pesantren dia sudah memiliki bekal satu juz yaitu juz Amma. Mulai dari kelas satu MTs dia masuk dalam kelas Tahfidz untuk menambah hafalan Al-Qur’an hingga kini ia duduk di kelas 3 MA. Enam tahun di pondok ia habiskan untuk bersekolah dan menghafal Al-Qur’an. Pesantren kami bisa dibilang masih memperhatikan sekolah para santrinya di pendidikan formal. Bahkan terdapat enam jenjang pendidikan di   pesantren kami yaitu MTs, Takhasussiyah, MA, SMA, dan SMK. Standar lulusan pesatren kami yaitu mampu menghafalkan 3 juz, dan 5 juz untuk kategori Syahadah. Namun, belakangan ini pesantren kami bisa mencetak kader umat dengan meluluskan para hafidz dan hafidza

Tunda Krisis Energi, Lalu Kembangkan Potensi Sumber Daya Terbarukan

  Tunda Krisis Energi, Lalu Kembangkan Potensi Sumber Daya Terbarukan Oleh : Arina Zaida Ilma Kebutuhan energi sedang menjadi perhatian dunia. Energi merupakan kebutuhan dasar manusia di abad 21 ini sebagai prasyarat untuk melakukan perekonomian. Semakin hari, kebutuhan energi meningkat seiring dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peledakan jumlah penduduk atau disebut bonus demografi. Bonus demografi berlangsung dari tahun 2010 dan akan berakhir pada tahun 2035. Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Bappenas, BPS dan UNFPA (2013), Indonesia memasuki era bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2028-2030. Demikian masih ada kesempatan bagi generasi muda, terutama usia produktif (15-64 tahun) untuk memanfaatkan era tersebut secara optimal. Generasi muda harus memiliki dan memperkuat karakter serta keterampilan yang dilengkapi inovasi yang baik. Krisis energi menjadi

FKIP, Riwayatmu Kini

FKIP, Riwayatmu Kini Apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata “FKIP”? Kebanyakan dari kita pasti berpikir jika masuk FKIP nantinya akan menjadi guru, sesuai dengan namanya yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebelum lahirnya UU Guru dan Dosen, memang para sarjana lulusan FKIP otomatis berhak menjadi guru karena telah dibekali ijazah dari kampus dan akta IV sebagai surat izin mengajar di sekolah. Namun, setelah dikeluarkannya peraturan di bawah UU Guru dan Dosen No 14 tahun 2005, guru merupakan sebuah profesi. Oleh sebab itu, seorang sarjana pendidikan harus mengikuti kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama setahun dan masih berjuang mencari pekerjaan menjadi guru di sekolah-sekolah. Apabila kita menilik kesejahteraan guru di beberapa negara maju di dunia, profesi guru sangat dijunjung tinggi dan dihargai. Guru di luar negeri akan disetarakan dengan pegawai di suatu instansi terkemuka. Dedikasi guru terhadap dunia pendidikan menjadi hal penting, karena

Manfaat Kewirausahaan

Manfaat Kewirausahaan Pak dosen muda itu bertanya, “ Kalian tahu tidak kenapa Sarjana Pendidikan dibekali Mata Kuliah Kewirausahaan? ” “Saya tahu pak, kewirausahaan itu penting buat mahasiswa, karena setelah lulus belum tentu ia selamanya akan menjadi pekerja, semakin banyak sarjana maka pesaing di dunia kerja pun akan meningkat, dan apakah kita hanya diam? Jika kita dibekali dengan materi kewirausahaan ketika kuliah, maka ketika lulus kita bisa membuka lapangan pekerjaan semisal kita tidak mendapat pekerjaan,” jawab Nyoman memecahkan keheningan kelas. Nyoman adalah teman sekelas saya. Terlihat dari namanya ia berasal dari Bali. Pagi itu suasana kelas hening, tidak seperti biasanya. Saya memang tipe orang yang suka memperhatikan sekeliling saya. Tampaknya semua mahasiswa yang didominasi oleh perempuan terpesona dengan sang dosen muda itu, hanya ada empat mahasiswa laki-laki saja. Inisialnya Pak B, mungkin lebih enaknya dipanggil Mas B. Mas B ini merupakan dosen professional

Manfaat Menangis Bagi Kesehatan

Manfaat Menangis Bagi Kesehatan                 Kali ini saya akan memaparkan beberapa fakta terkait manfaat menangis bagi kesehatan. Kebanyakan fakta tersebut memang benar adanya ketika seseorang sedang menangis tanpa disadari ia sedang memulihkan kesehatannya. Yuk simak guys >> 1.        Pelega rasa Terkadang kita dihantui dengan berbagai masalah yang silih berganti dan membuat kejenuhan serta rasa bosan. Bahkan ketika kita berada di puncak permasalahan, kita ingin meluapkan dengan emosi tetapi kadangkala tidak bisa. Aada beberapa orang yang justru memilih jalan keluar dengan menangis. Saya sendiri pun begitu. Ketika masalah tersebut benar-benar sudah tidak bisa saya kendalikan, maka saya akan menenangkan diri terlebih dahulu sampai bisa menangis. Ketika menangis, saya merasakan rasa lega. Ternyata, di balik itu tersimpan fakta bagi kesehatan bahwa pada saat menangis sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, yang kemudian menyebabkan seseorang merasa memba

Pentingnya Screening

Pentingnya Screening                 Hari Minggu ini saya mendapat amanah menjadi screener untuk merekrut calon peserta suatu sekolah kepemudaan di organisasi saya. Bukan hanya mendaftar pekerjaan saja, mendaftar menjadi bagian suatu organisasi juga perlu dilakukan screening . Screening merupakan proses menyaringan calon anggota baru yang akan menjadi estafet kepengurusan suatu organisasi. Dalam penyaringan tersebut, para pendaftar dipertimbangkan skill, dan kepribadiannya.                 Pukul 10.00 WIB, proses screening   dimulai. Calon peserta pertama datang tepat waktu sebelum saya datang. Saya sudah bisa menilai bahwa dia sosok yang bisa diandalkan dari segi ketepatan waktu, nilai plus untuk dia. Pertanyaan demi pertanyaan saya lontarkan untuk menggali bagaimana kepribadiannya, pengetahuannya, dan cara dia menyikapi sebuah permasalahan. Screening mengalir saja seiring berjalannya waktu. Tanpa disadari sudah habis draft pertanyaan yang harus saya tanyakan. Calon pese

Pemakalah

Pemakalah -(kata benda): orang yang menyajikan atau menyampaikan makalah- “ Pemakalah selanjutnya, silakan !” Ibu moderator memanggil pemakalah berikutnya. Benar, pemakalah berikutnya adalah kelompok kami, saya dan kedua kakak tingkat saya. Rasa gugup dan tegang pasti ada, jangan kira sekalipun sudah berulang kali berbicara di depan rasa itu akan hilang seketika. Bahkan seorang best speaker pernah berkata, “ Sebelum saya mengisi suatu acara, saya gerogi, saya segera ke toilet untuk meregangkan otot-otot dan mencoba rileks ”. Bukan masalah junior atau senior, tetapi lebih ke penguasaan diri, karena yang akan kita hadapi ketika presentasi itu tidak sama, tidak mungkin kita akan berbicara blak-blakan atau ngawur ketika audiens kita adalah dosen-dosen senior atau orang yang sudah tua dari kita. Berbeda halnya jika presentasi di kelas yang ditonton oleh 28-30 mahasiswa dengan satu dosen. Sepuluh menit berlalu. “ Waktu sudah habis untuk presentasi ,” kata Ibu moderator. Perasaan

Sandal Jepit

Sandal Jepit Sebuah lelucon sandal jepit  The day is today . Hari ini pun tiba, hari yang setelah sekian lama diperjuangkan untuk bisa berdiri di ruangan ini bersama orang-orang hebat.   Awalnya saya sempat ragu, belum punya modal apa pun untuk mengikuti seminar pemakalah. Kuliah saja baru semester tiga, belum banyak materi kependidikan maupun fisika yang saya ambil. Saya memang bisa dikatakan cukup berani dalam hal ini, kebanyakan peserta yang mendaftar sebagai pemakalah adalah dosen dan mahasiswa tingkat akhir yang sudah memiliki bekal yang sangat matang untuk menjadi pemakalah. Dua orang kakak tingkat saya lah yang menguatkan, memantapkan, dan men- support untuk mengikuti seminar pemakalah ini . For your information , menjadi pemakalah merupakan prasyarat untuk mengajukan skripsi jika jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) telah terpenuhi. Mungkin ini cara saya untuk membantu kakak tingkat saya dengan apa yang saya bisa sekaligus mencari pengalaman. Karena semakin banyak penga

UNDER THE WEATHER

UNDER THE WEATHER -Keadaan kesehatan yang buruk;sakit”                 Kesehatan adalah segalanya, tanpa kesehatan kita tidak dapat menjalankan seluruh aktivitas. Lawan kata sehat adalah sakit. Dalam idiom bahasa Inggris disebut juga under the weather yaitu keadaan di mana kondisi badan sedang memburuk atau sakit. Ya, itulah yang saya alami saat ini. Saya terbaring lemah seusai mengikuti perkuliahan hari ini, tepat sebelum Dhuhur saya segera melangkahkan kaki untuk pulang ke kos, berharap saya bisa tidur siang hari ini sekadar untuk mengistirahatkan badan yang selama ini bergelut dengan malam, menolak tidur untuk menyelesaikan segala deadline .   Saya kira akan baik-baik saja, namun tampaknya tubuh saya meronta. Seminggu ini saya memang tidur sangat malam, terkadang jam 24.00 WIB atau bahkan pernah 02.00 WIB pagi saya masih terjaga. Tak menghiraukan kalau hari esok masing perjuangan masih panjang dan semakin tidak ada waktu untuk istirahat. Saya sadari itu. Namun, tetap saja