Cah Angon


Cah Angon

        “...Cah anggon, cah anggon, penekno blimbing kui, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dododiro...”
             Kata “Cah Angon” dikutip dari sebuah tembang Jawa berjudul Lir-Ilir. Tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga sebagai media perantara menyebarkan agama Islam. Secara arti, Cah Angon diartikan sebagai anak penggembala, tetapi dalam konteks ini merupakan anak penggembala yang menjalankan lima rukun sholat (dari kata belimbing yang memiliki lima gerigi). Namun, kali ini saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut.
        Cah Angon yang akan saya bahasa kali ini yaitu suatu tempat penginapan di Karangpandan. Tepatnya di Gedangan, Salam, Karangpandan, Kabupaten Karangayar, Jawa Tengah. Pondok Cah Angon ini diatur untuk kegiatan-kegiatan eksplorasi alam. Di sekitar pondok terdapat tanaman palawija dan banyak kelinci berkeliaran. Hal itu memang telah didesain sedemikian rupa untuk memunculkan suasana menyatu dengan alam sekitar. Di depan pondok, kita juga dapat melihat bentangan pegunungan dengan hamparah sawah yang menghijau.
                Ini kali kedua saya berkunjung ke Cah Angon dengan acara yang sama yaitu SPN (Sekolah Pembaharu Negeri). Namun, berbeda status. Setahun yang lalu saya menjadi peserta SPN, tahun ini saya menjadi wali kelas SPN. Meskipun berbeda status, tetapi kami masih satu yaitu Generasi Penerus, Pembaharu Peradaban. Pondok Cah Angon ini menjadi saksi bahwa saya dan teman-teman saya pernah berjuang bersama di SPN.
                Kegiatan GO SPN (Grand Opening Sekolah Pembaharu Negeri) tahun ini tak jauh berbeda dengan tahun kemarin. Dengan kata lain masih dengan semangat yang membara. Susunan acara GO SPN ini diawali dengan apel pembukaan, kemudian dilanjutkan materi. Pada malam hari, diadakan pula jurit malam sampai menjelang subuh. Hari berikutnya diadakan outbond dan games. Bagi saya hari kedua itu menyenangkan karena kami seangkatan diuji kekompakannya dengan games angkatan yaitu melindungi lilin yang menyala agar tidak padam. Akan tetapi, itu sangat susah dan dibutuhkan kekompakan karena kami diserang oleh air supaya lilin padam. Kami harus membawa lilin dengan kondisi masih menyala dari ujung gawang satu ke ujung gawang lain. Luarbiasa, bukan? Namun, itu bisa kami lalui. Setelah outbond selesai, dilanjutkan apel penutupan.


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Menangis Bagi Kesehatan

Alpukat Pemikat Hati

Kesuksesan