Sisi Lain Kehidupan Stephen Hawking
Sisi Lain Kehidupan
Stephen Hawking
Stephen
William Hawking, seorang ahi fisika
teoritis yang paling mashur dalam sejarah. Lahir di Inggris, 8 Januari 1942 dan
meninggal pada 14 Maret 2018 silam. Selama hidupnya, ia menekuni ilmu fisika di
University College, dan setelah lulus ia melanjutkan di Cambridge University
dengan topik penelitian kosmologi.
Tahun
1963, menjadi tahun yang sangat berat bagi Hawking. Tepat di usianya yang ke-21
tahun ia didiagnosis penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Bahkan,
dokter pernah memprediksikan usianya hanya bisa bertahan 2 tahun. Namun,
faktanya hingga usia 76 ia masih bertahan hidup. Penyakit tersebut membuat
tubuh Hawking lumpuh sehingga ia harus memakai kursi roda. Kemudian tahun 1985,
Hawking masih diberi cobaan yang begitu berat. Ia harus menjalani operasi
trakeostomi yang artinya ia akan kehilangan kemampuan untuk berbicara. Dengan
bantuan alat yang dibuat oleh Cambridge University ia mampu berkomunikasi
melalui komputer yang diatur dengan rangsangan otot pada pipi.
Namun, dengan
keterbatasannya ia tidak putus asa untuk terus mengeksplorasi alam semesta.
Berbagai penemuan bahkan ia temukan ketika ia dalam keadaaan yang kurang dari
sempurna. Ia juga mampu menerbitkan buku yang fenomenal di dunia seperti a
Brief History of Time yang telah dipublikasikan sebanyak 10 juta eksemplar. Untuk
mengenang Hawking, maka dibuat sebuah film berjudul The Theory of Everything.
Film tersebut merefleksikan perjalanan hidup Stephen Hawking.
Semangat
Hawking dalam menuntut ilmu dan terus belajar patut dicontoh. Apalagi dalam
kondisinya yang sakit, ia menemukan berbagai penemuan baru yang kini diikuti
oleh banyak ahli matematika dan fisika. Oleh karena itu, kita juga harus
bersyukur dengan keadaan apapun yang diberikan oleh Tuhan, tidak boleh
membanding-bandingkan ciptaan satu dengan lainnya. Masing-masing individu pasti
memiliki kelebihan masing-masing, tergantung kita mau atau tidak mengeksplor
kelebihan kita untuk menghasilkan kebermanfaatan. Karena sebaik-baik manusia
adalah orang yang bermanfaat bagi sesama. Semoga kita senantiasa tergolong
dalam golongan orang-orang yang senang menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan.
#TantanganODOP5
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi
Comments