BANDUNG


B A N D U N G
“Halo-halo Bandung, Kota Kenang-kenangan”

  Langkah awalku dimulai. Berawal dari keisengan dan bujukan dari kakak tingkat, aku dan kedua temanku mencoba mengikuti sebuah lomba karya tulis yang diadakan oleh universitas ternama di Bandung. “Dicoba dulu aja, siapa tahu rezekinya,” kalimat yang dilontarkan kakak tingkatku melalui sebuah pesan whatsapp. Aku masih ingat, saat itu aku dan dua orang temanku baru mengirimkan abstrak di hari terakhir deadline pengumpulan. Bermodalkan nekat, kami pun berhasil mengirimkannya. Kami tak berharap banyak karena melalui sebuah Official Account (OA) diberitahukan bahwa peserta yang mengirimkan abstrak telah lebih dari 500 tim, itu artinya satu tim harus bisa menyisihkan 4 tim untuk bisa lolos ke tahap berikutnya.
      Hari pengumuman lolos abstrak pun tiba. Aku sama sekali tidak penasaran dengan hasilnya. Salah seorang temanku ternyata sudah melihat pengumuman terlebih dahulu dan mengabarkan hasilnya kepadaku. Sebuah keberuntungan bagi kami, tim kami lolos ke tahap selanjutnya. Hm, kupikir lebih tepatnya sebuah tantangan untuk kami karena harus mengirimkan full paper karya tulis. Kendala kami saat itu yaitu kami kesusahan mengurusi administrasi seperti lembar pengesahan yang mana harus menemui dosen dan wakil dekan tentunya. Namun itu bukan kendala yang berarti, meskipun kami harus merelakan waktu liburan semester satu untuk mengurusi semua itu. Kesempatan seperti ini tidak kami sia-siakan, bukan untuk mencari kemenangan tetapi lebih mencari pengalaman. Seusai pengumpulan full paper, holiday is start. Kami sudah tidak memikirkan bagaimana hasilnya. Usaha telah kami lakukan, biarlah doa yang bertarung di langit dan menunggu hasil yang terbaik untuk kami.
      Dengan besar hati kami pun menerima hasil pengumuman tahap dua ini dengan ketidakpastian. Why? Sebut saja waiting list. Waiting list merupakan daftar tunggu peserta yang akan mengikuti tahap terakhir. Bagiku, waiting list itu seperti ada dan tiada. Artinya kami belum dinyatakan gugur tapi juga belum dinyatakan lolos. Fiksasi untuk finalis masih menunggu konfirmasi dari semua finalis terpilih untuk mengikuti tahap presentasi.
       Lagi-lagi ini sebuah keberuntungan. Tepat tanggal 9 Februari 2018, tim kami dinyatakan lolos sebagai finalis dan diberikan sebuah Letter of Acceptance (LoA). Kami tak henti-hentinya bersyukur. Sesegera mungkin kami mengurus semua keperluan mulai dari pengajuan proposal ke dekanat, persiapan keberangkatan dan keperluan penunjang lainnya ketika kami  presentasi di sana.
taken by me
      Empat hari yang mengesankan di setiap sudut kotanya. Meskipun kesan pertama yang aku dan kedua temanku lontarkan adalah kemacetan di sana sini, tetapi kau membuat kami selalu ingin kembali ke sana. Pantas saja Ismail Marzuki menuliskan lirik lagu Halo-halo Bandung sebagai Kota Kenang-Kenangan. Itu benar-benar kurasakan saat ini. Darimu, kami banyak mendapatkan pelajaran yang berharga dan mungkin pengalaman yang tak terlupakan. Selama empat hari itu, kami berbagi ilmu, bertukar pikiran, menjalin persahabatan dengan teman-teman dari penjuru Indonesia.  

          Aku dan kedua temanku memang belum bisa menjadi juara di kompetisi tersebut. Justru kami bersyukur dengan apa yang telah kami dapat. Mungkin wejangan dari kakak tingkatku benar-benar terjadi. 
Hikmah yang aku dapat dari peristiwa ini yaitu jangan pernah menyerah sebelum melakukan sesuatu yang mungkin kita pikir itu sulit, yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baik pengatur (rezeki). Lakukan dengan ikhtiar terbaikmu dan serahkan semua urusanmu kepadaNya.  
taken by panitia

Bandung, 15-18 Februari 2018
Cinta, kasih sayang dan perhatian”.

 

Comments

Popular posts from this blog

Markisa Nyalakan Lampu

Karya Tulis ( KARTUL )

Membumikan Budaya Literasi