Optimalisasi Penggunaan Gadget yang Baik bagi Siswa Sekolah Dasar Sebagai Generasi Alpha



ARTIKEL ILMIAH POPULER

OPTIMALISASI PENGGUNAAN GADGET YANG BAIK  BAGI SISWA SEKOLAH DASAR SEBAGAI GENERASI ALPHA







Disusun Oleh :
ARINA ZAIDA ILMA/ K2317007 / 2017


UNIVERSITAS SEBELAS MARET     SURAKARTA
2017


OPTIMALISASI PENGGUNAAN GADGET YANG BAIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR SEBAGAI GENERASI ALPHA
Arina Zaida Ilma
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Email :  arinazaidai@gmail.com
Jl. Ir.Sutami No 36 A,  Kentingan,  Surakarta

ABSTRAK

Manusia merupakan makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi telah dilakukan oleh manusia semenjak dahulu kala. Awalnya, komunikasi dilakukan dengan cara saling bertatap muka, tetapi seiring berkembangnya zaman maka diciptakan gadget.  Gadget tidak hanya dipergunakan oleh kalangan orang dewasa saja, bahkan dikalangan anak-anak Sekolah Dasar (SD). Anak-anak SD yang lahir dalam rentang tahun 2011-2020 disebut sebagai generasi A (Alpha). Ciri utama generasi A ini adalah kedekatan mereka dengan teknologi dan tidak bisa lepas dari gadget. Terdapat dampak negatif dari penggunaan gadget apabila tidak digunakan dengan baik. Namun, dibalik dampak negatif tersebut masih ada dampak positifnya, yaitu mempermudah komunikasi antara anak dengan orang tua dan mengetahui perkembangan zaman supaya anaknya tahu tentang kecanggihan teknologi.  Optimalisasi penggunaan gadget yang baik bagi siswa SD yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah antara lain:  (1) Memperbolehkan penggunaan gadget di sekolah hanya saat pelajaran tertentu dengan tujuan memberikan pengembangan diri terhadap kemajuan IPTEK, (2) Mengakses bahan pembelajaran yang interaktif, contohnya melalui komik sebagai media pembelajaran yang menarik siswa SD. (3) Melatih siswa menggunakan aplikasi gadget yang bermanfaat. Diharapkan kepada pihak sekolah agar memperhatikan pengetahuan  siswanya  tentang dampak  penggunaan  gadget pada anak SD serta peran orangtua juga sangat diperlukan untuk memberi batasan terhadap penggunaan gadget kepada anak supaya tidak terjadi penyalahgunaan.

Kata Kunci : gadget, generasi A, sekolah dasar


Pendahuluan
     Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam mewujudkan kodratnya sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi dengan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Interaksi tersebut memungkinkan terjadinya sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain yang kemudian diaktualisasikan melalui praktek komunikasi. Komunikasi telah dilakukan oleh manusia semenjak dahulu kala. Awalnya, komunikasi dilakukan dengan cara saling bertatap muka, tetapi seiring berkembangnya zaman, komunikasi semakin sulit untuk dilakukan dengan cara ini. Hal tersebut dikarenakan populasi manusia yang tersebar dibelahan dunia, dan jarak yang sangat jauh sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan tatap muka ( face to face).

      Manusia selalu ingin menggunakan yang praktis dan instan  maka diciptakan gadget. Gadget diciptakan manusia untuk mempermudah interaksi sosial antar manusia di belahan dunia. Sebagai contoh, handphone dulunya hanya bisa untuk mengirim pesan dan menelepon. Pada tahun 2012, handphone telah dilengkapi fitur-fitur yang lebih canggih. Akan tetapi, handphone tidak hanya dipergunakan oleh kalangan orang dewasa saja, bahkan dikalangan anak-anak Sekolah Dasar (SD). Memang tidak dapat dipungkiri lagi anak-anak Sekolah Dasar  membutuhkan fitur tersebut untuk menambah wawasan mereka. 

Definisi Gadget
     Bagian dari teknologi adalah gadget. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gadget diartikan sebagai piranti elektronik atau mekanik dengan fungsi praktis. Naning (2009) mendefinisikan gadget sebagai perangkat elektronik yang kecil yang dianggap sebagai hal baru. Sedangkan menurut Kuncoro (2009), gadget adalah sebuah fitur berteknologi tinggi. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan definisi gadget yaitu sebuah perangkat elektronik atau mekanik yang berisi fitur-fitur berteknologi tinggi disebut sebagai hal baru yang memiliki fungsi praktis.

        Dalam perkembangannya, gadget tidak hanya berbentuk handphone. Handphone merupakan bagian dari gadget. Gadget sendiri memiliki instrumen terbaru seperti tablet, iPad, notebook, kamera digital, laptop. 

Generasi Alpha
       Pada dasarnya anak yang terlahir dalam rentang pertengahan tahun 1990-an hingga pertengahan tahun 2000-an lebih akrab dengan teknologi atau disebut generasi Z. Generasi Z merupakan generasi era digital. Karakter yang muncul dari generasi Z ini yaitu lebih tidak fokus dari generasi milenial-generasi yang paling tua berusia 36 atau 37 tahun-, multitasking; individualisme; berpikiran terbuka dan global; dan lebih cepat terjun ke dunia kerja bahkan berjiwa wirausaha. Sesuai namanya, huruf Z merupakan generasi yang membatasi dengan generasi berikutnya, yaitu orang-orang yang lahir di abad ke-21. 

   Dalam makalah Beyond Z:Meet Generation Alpha, Mark McCrindle sebagai orang pertama yang membuka topik tentang nama generasi yang lahir di abad ke-21 mengungkapkan bahwa nama generasi berikutnya akan dinamai sesuai abjad. Jadi, setelah generasi Z akan dipanggil sebagai Generasi A (Alpha). Generasi A dimulai dari kelahiran 2010. Diperkirakan sekitar 2,5 juta Generasi Alfa lahir setiap minggu dan jumlahnya akan membengkak menjadi 2 miliar pada tahun 2025 (Adam, 2017).
   
   Ciri utama generasi A ini adalah kedekatan mereka dengan teknologi. Bahkan, gadget sudah menjadi bagian dari hidup mereka sepenuhnya. Generasi A tumbuh engan iPad di tangan, tidak bisa hidup tanpa smartphone yang dioperasikan hanya dengan disentuh tangan (touchscreen). Perubahan yang terjadi secara masif ini tentunya terdapat dampak bagi kehidupan baik positif maupun negatif. Hal tersebut harus disikapi secara bijaksana, terutama bagi orangtua sebagai pengawas bagi anak-anaknya. Oleh kare itu, diperlukan strategi khusus untuk mengoptimalkan penggunaan gadget yang baik agar anak-anak generasi A ini tumbuh menjadi anak yang maju secara teknologi, tetapi tetap menghargai nilai dan etika terutama dalam keluarga.  

Penggunaan Gadget di Lingkungan Anak Sekolah Dasar 
      Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Nofri Salman mengenai dampak penggunaan handphone pada anak sekolah dasar negeri 006 Langgini Bangkinang. Dari observasi hasilnya menyatakan bahwa sebagian besar anak Sekolah Dasar Negeri 006 Langgini Bangkinang menggunakan handphone. 

      Bertolak dari penjelasan sebelumnya adanya fenomena yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri 006 Langgini Bangkinang. Penggunaan handphone oleh siswa seperti fitur permainan (games) dapat mengganggu konsentrasi proses belajar dan merusak kegiatan jadwal belajar. Selain permainan (games), siswa sering menggunakan handphone untuk mengakses ke dunia maya seperti facebook, twitter, line, instagram dan Blackberry Messanger (BBM). 
       
       Berdasarkan survey Kemendagri (2014), jumlah pemakai internet di Indonesia mencapai 70 juta atau 28% dari total populasi. Pemakai media sosial seperti Facebook berjumlah sekitar 50 juta atau 20% dari total populasi, sementara pengguna Twitter mencapai 40 juta atau 16% dari total populasi. Angka-angka di atas dari tahun ke tahun bakal terus bertumbuh, karena ditopang oleh basis pemakai gadget dan internet yang besar.

        Namun, dibalik dampak negatif gadget tersebut masih ada dampak positifnya, salah satu alasan orang tua telah membekali anaknya dengan gadget yaitu mempermudah komunikasi antara anak dengan orang tua dan mengetahui perkembangan zaman supaya anaknya tahu tentang kecanggihan teknologi.   
   
     Gadget juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran dan bisa mempererat tali silaturahmi antar siswa dan guru. Akan tetapi, para orang tua tidak boleh lalai dalam mengawasi anak dan memberikan waktu tertentu untuk anak dalam menggunakan gadget. Jangan sampai  generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi. Oleh karena ini, perlu adanya batasan-batasan untuk penggunaan gadget yang baik, khususnya bagi siswa sekolah dasar yang lahir sebagai generasi A yaitu rentang kelahiran 2011-2020. 

Optimalisasi Penggunaan Gadget yang Baik bagi Siswa Sekolah Dasar sebagai Generasi Alpha

      Gadget memiliki dampak negatif dan positif. Menimbang kedua dampak tersebut, diperlukan kesiapan orangtua dalam mengenalkan gadget kepada anak. Orangtua memberikan pemahaman yang baik terhadap penggunaan gadget yang baik dan penjelasan mengenai konten yang ada pada gadget. 
  Pertama, orangtua memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar menggunakan gadget karena pada saat ini penggunaan gadget sudah tidak bisa dihindari. Sembari memperkenalkan gadget, orangtua menerapkan etika ketika menggunakan gadget seperti jarak mata yang baik saat bermain gadget, posisi duduk, pengaturan cahaya dan efek fisik lainnya. Kedua, memilih fitur yang sesuai dengan kebutuhan anak. Misalnya, untuk membuka video di Youtube sebagai sarana memperkenalkan jenis lagu dan tarian kepada anak. Ketiga, menggunakan gadget di tempat umum. Langkah ini sangat penting dilakukan, karena kebanyakan orangtua sering meletakkan handphone di tempat tidur sehingga secara tidak langsung membiasakan anak dengan kebiasaan yang tidak baik. Menempatkan gadget bagi anak di tempat umum akan memberikan pengawasan yang optimal oleh orangtua. Keempat, mengatur durasi penggunaan gadget. Orangtua sebaiknya memberikan contoh penggunaan gadget dalam waktu tertentu yang sudah diatur durasinya. (Kusuma dan Artanto, 2011).

      Optimalisasi penggunaan gadget yang baik bagi siswa SD yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah antara lain:
1. Memperbolehkan penggunaan gadget di sekolah hanya saat pelajaran tertentu dengan tujuan memberikan pengembangan diri terhadap kemajuan IPTEK. Misalnya pada pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), siswa diperbolehkan mengoperasikan gadget bertujuan untuk mengenalkan internet sebagai sarana komunikasi dan informasi yang ada di seluruh belahan dunia. 
2. Mengakses bahan pembelajaran yang interaktif, contohnya melalui komik sebagai media pembelajaran yang menarik siswa SD atau youtube  sebagai media audio-visual yang tidak membosankan.
3. Melatih siswa menggunakan aplikasi gadget yang bermanfaat, misalnya aplikasi Camera untuk mengambil foto pemandangan, aplikasi Message untuk berkirim pesan dan yang lainnya tanpa meninggalkan etika dalam berkomunikasi.   

Simpulan
      Diharapkan kepada pihak sekolah agar memperhatikan pengetahuan siswanya  tentang dampak  penggunaan  gadget pada anak SD, yaitu dengan cara memberikan penyuluhan dan informasi mengenai pentingnya pengetahuan tentang dampak penggunaan gadget pada anak SD. Peran orangtua juga sangat diperlukan untuk memberi batasan terhadap penggunaan gadget kepada anak yang lahir sebagai generasi A ini, supaya tidak terjadi penyalahgunaan serta memberikan penjelasan mengenai dan memberi contoh dalam pemanfaatan gadget untuk hal yang baik.  

Daftar Pustaka
Adam,  Aulia. 2017. Habis Milenial dan Generasi Z, Terbitlah Generasi Alpha. http://tirto.id/habis-milenial-dan-generasi-z-terbitlah-generasi-alfa-cneS diakses pada 11 Oktober 2017 pukul 11.10 WIB

KBBI. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online] http://kbbi.web.id/pusat di akses pada 11 Oktober 2017 pukul 12.09 WIB.

Kuncoro, Eri dkk. (2009). Life on Blackberry. Yogyakarta:Multikom

Kusuma, Yuliandi dan Artanto, D.Ardhy (2011). Internet untuk Anak Tercinta. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Naning. (2009). God.co.id (Bisika bagi Pengguna Internet). Yogyakarta: Kanisius

Mulyati, Ani. (2014). Panduan Optimalisasi Media Sosial  untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta Pusat : Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI.

Salman,  Nofri. (2013).  Dampak Penggunaan Handphone pada Anak Sekolah Dasar Negeri 006 Langgini Bangkinang Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Riau: Universitas Riau.

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Menangis Bagi Kesehatan

Alpukat Pemikat Hati

Kesuksesan